loading…
Sekitar 75% warga lanjut usia (lansia) di Indonesia berisiko terhadap osteoporosis. Foto/istimewa
Osteoporosis adalah kondisi kronis yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Di Indonesia sendiri, dua dari lima orang diperkirakan berisiko mengalami kondisi ini, terutama pada kelompok usia di atas 50 tahun dan wanita pasca menopause.
“Penurunan kepadatan tulang secara perlahan sering kali tidak disadari, sehingga diagnosis biasanya baru dilakukan setelah terjadi fraktur atau patah tulang,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Tirza Z. Tamin, Minggu (1/6/2025).
Baca juga: Sambut Hari Lansia, 300 Warga Tanjung Priok Ikut Pemeriksaan Kesahatan Gratis
Tirza menekankan pencegahan harus dimulai lebih awal, bahkan sejak usia muda, dengan gaya hidup aktif dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik bagi tulang. Menurut Tirza analisis dari pemeriksaan tulang juga mengungkap lansia yang jarang berolahraga dan tidak mengonsumsi makanan tinggi kalsium memiliki risiko lebih besar terhadap osteoporosis.
Sebaliknya, individu yang rutin bergerak aktif serta mengonsumsi nutrisi tulang secara teratur menunjukkan risiko pengeroposan tulang yang lebih rendah. Aktivitas fisik harian disebut dapat meningkatkan perlindungan terhadap osteoporosis hingga dua kali lipat, sementara konsumsi kalsium secara rutin dapat menurunkan risiko sebesar 1,8 kali.