Pada hari Selasa, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin mencatat arus masuk lebih dari US$200 juta. Meskipun ini menandai arus masuk bersih positif ke dalam dana-dana ini, ini juga menunjukkan penurunan tajam dari US$421 juta yang terlihat sehari sebelumnya.
Minat yang mendingin ini terjadi saat BTC turun ke level terendah intraday sebesar US$103.371 pada hari Selasa, menandakan kehati-hatian yang meningkat di antara investor. Jika penurunan ini berlanjut, arus masuk ETF bisa semakin melemah, karena sentimen institusional terus terkena dampaknya.
ETF BTC Alami Penurunan Arus Masuk Harian
Pada hari Selasa, ETF Bitcoin spot yang terdaftar di AS mencatat arus masuk bersih sebesar US$216,48 juta, menunjukkan bahwa minat investor tetap ada. Namun, ini menandai penurunan tajam sebesar 47% dari US$412 juta yang tercatat sehari sebelumnya, menandakan perlambatan momentum.

Penurunan arus masuk ini bertepatan dengan penurunan harga BTC selama sesi perdagangan hari itu. Harga turun ke level terendah intraday sebesar US$103.371 di tengah melemahnya permintaan. Penurunan ini telah membebani sentimen pasar dan nampaknya telah menghentikan masuknya modal baru ke ETF yang terkait dengan BTC.
Kemarin, IBIT milik BlackRock memimpin dengan arus masuk harian tertinggi, mencapai US$639,19 juta, sehingga total arus masuk bersih historisnya menjadi US$50,67 miliar.
Di sisi lain, FBTC milik Fidelity mengalami arus keluar bersih terbesar di antara ETF ini, dengan US$208,46 juta keluar dari dana tersebut.
BTC Menghadapi Tekanan Baru
Hari ini, BTC memperpanjang tren penurunannya, kehilangan 2% lagi saat pasar kripto yang lebih luas menghadapi tekanan jual yang baru. Penurunan harga ini disertai dengan penurunan open interest (OI) futures koin, menunjukkan perlambatan dalam aktivitas perdagangan dengan leverage.
Saat ini, nilainya mencapai US$70,24 miliar, turun 3% dalam sehari terakhir. Koreksi ini menandakan bahwa trader mengurangi eksposur mereka dan mungkin menutup posisi, sebuah tren yang mencerminkan kehati-hatian pasar yang meningkat.

Open interest mengacu pada jumlah total kontrak futures yang belum diselesaikan. Ketika ini turun selama penurunan harga seperti ini, itu menunjukkan bahwa trader keluar dari posisi daripada membuka yang baru. Ini adalah tanda melemahnya keyakinan dan berkurangnya selera spekulatif di antara para trader futures BTC.
Selain itu, sentimen bearish terus mendominasi pasar opsi, seperti yang dibuktikan oleh meningkatnya permintaan untuk kontrak put dibandingkan dengan call, menurut Deribit. Ketidakseimbangan ini menunjukkan bahwa semakin banyak trader yang memposisikan diri untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan lebih lanjut dalam harga BTC.

Kombinasi dari arus masuk ETF yang mendingin, penurunan open interest, dan kecenderungan bearish di pasar opsi menunjukkan bahwa meskipun minat institusional belum hilang, penurunan aliran modal dan perilaku perdagangan berarti banyak investor bersiap untuk penurunan lebih lanjut, atau setidaknya menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum kembali masuk ke pasar.