Harga Bitcoin baru-baru ini rebound, mendekati level kritis US$108.000. Meski pemulihan ini memberi harapan, resistance kunci tersebut belum berhasil dikonfirmasi menjadi support.
Kekhawatiran pun bertambah lantaran ada pergeseran perilaku investor yang menunjukkan kelelahan pasar. Kondisi ini bisa menjadi awal tekanan turun yang bisa menyeret harga ke bawah US$100.000.
Aksi Ambil Untung Bitcoin Melambat
Pada siklus pasar sebelumnya (2020–2022), investor Bitcoin merealisasikan total keuntungan sekitar US$550 miliar selama beberapa reli, termasuk dua gelombang besar. Saat beralih ke siklus saat ini, laba terealisasi sudah melampaui US$650 miliar, melebihi total pada siklus sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun keuntungan besar telah diraih, pasar mungkin sedang memasuki fase pendinginan.
Data terbaru membocorkan aksi profit taking alias ambil untung telah menyentuh puncaknya. Dan pasar kini berada dalam periode jeda setelah gelombang besar ketiga realisasi laba. Walau keuntungan sudah diamankan, momentum yang mendorong reli harga Bitcoin nampak mulai mengendur. Seiring melandainya tingkat profitabilitas terealisasi, sentimen investor pun bergeser, yang menyebabkan tekanan beli semakin berkurang.
- Baca Juga: Apakah Investasi Bitcoin pada 2025 Masih Menguntungkan?

Di samping itu, total volume transfer Bitcoin juga menunjukkan tanda-tanda pendinginan. Rata-rata pergerakan 7 hari dari volume transfer on-chain tercatat turun sekitar 32%. Ini artinya, merosot dari puncaknya sebesar US$76 miliar pada akhir Mei menjadi US$52 miliar selama akhir pekan lalu. Aksi turun ini sejalan dengan pola pendinginan pasar yang lebih luas, yang mengindikasikan bahwa momentum bullish Bitcoin mungkin mulai kehilangan tenaga.
Melambatnya volume transfer mencerminkan berkurangnya aktivitas secara umum di berbagai metrik utama Bitcoin. Hal ini pun turut memperkuat pandangan bahwa pelaku pasar kini mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati. Seiring pasar yang mulai mereda, harga Bitcoin berisiko menghadapi tekanan turun.

Harga BTC Perlu Amankan Support
Harga Bitcoin saat ini bertengger di US$106.907, tepat di bawah resistance US$108.000. Agar BTC dapat melanjutkan tren naiknya, harga perlu berhasil menyulap US$108.000 menjadi level support. Hal ini akan membuka peluang apresiasi harga lebih lanjut, membawa Bitcoin menuju US$110.000 dan bahkan lebih tinggi lagi. Hanya saja, sentimen pasar saat ini masih rapuh.
Melihat semakin banyaknya sinyal kelelahan pasar dan juga pendinginan pada metrik aktivitas utama, koreksi harga lebih mungkin terjadi dalam waktu dekat. Bila permintaan tak kunjung pulih, harga Bitcoin bisa terperosok ke bawah US$105.000 dan menguji support krusial di US$100.000. Lenyapnya momentum lebih jauh dapat memicu crash yang lebih dalam.
- Baca Juga: Pakar Wanti-wanti Kuantum Bisa Ancam Enkripsi Bitcoin 2-3 Tahun Lagi

Alternatifnya, seumpama harga Bitcoin berhasil bertahan di atas level support utama, tren bullish tetap utuh. Keberhasilan merebut kembali US$108.000 sebagai support akan membuka jalan bagi Bitcoin untuk naik menuju US$110.000. Breakout di atas level ini bisa memantik pergerakan menuju rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) di US$111.980, mempertahankan momentum naik dan optimisme investor.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis harga Bitcoin (BTC) ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!