Hingga lebih dari US$1 miliar telah mengalir ke ETF Bitcoin spot dalam tiga hari perdagangan saja minggu ini. Dana ini telah mencetak delapan hari berturut-turut dengan arus masuk positif.
Menariknya, derasnya arus masuk modal ini terjadi walau aksi harga BTC terkesan lesu sejak awal pekan. Kontras antara pembelian institusional yang konsisten dengan kinerja harga spot yang lemah di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat ini lantas menimbulkan pertanyaan penting: Apakah sentimen diam-diam bergeser ke arah akumulasi jangka panjang?
ETF Bitcoin Cetak US$1 Miliar meski Harga Stagnan
Menurut SosoValue, reksa dana yang didukung BTC mencatat arus masuk bersih senilai US$1,02 miliar minggu ini. Ini menunjukkan kepercayaan investor institusional, padahal performa si raja kripto ini lesu sejak awal pekan di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah.
- Baca Juga: Apa Itu Bitcoin ETF?

Saat ketidakpastian meroket minggu ini, BTC terus bergerak dalam rentang sempit. Koin ini menghadapi resistance di sekitar US$105.000 dan menemui support di kisaran US$103.000. Pada hari Kamis (19/6), BTC sempat menyentuh titik terendah intraday di US$103.929 sebelum pulih dan ditutup mendekati US$105.000.
Kendati demikian, permintaan untuk ETF Bitcoin spot tetap solid, meski volume harian arus masuk bervariasi. Minat yang konsisten ini menunjukkan keyakinan yang makin tumbuh di kalangan investor institusional bahwa drop harga justru merupakan peluang, bukan penghalang.
Ini menggambarkan kepercayaan jangka panjang yang tetap terjaga, meski volatilitas jangka pendek masih ada.
Trader Bitcoin Tetap Optimistis walau Harga Sideways
Walau performa harga jangka pendek BTC cenderung stagnan, data on-chain mencerminkan optimisme hati-hati. Misalnya, funding rate koin ini di berbagai platform derivatif tetap positif. Artinya, trader masih bersedia membayar untuk mempertahankan posisi long. Pada waktu publikasi, funding rate BTC berada di 0,0066%.

Funding rate sendiri adalah biaya berulang antara trader di pasar futures perpetual untuk menjaga keselarasan harga kontrak dengan harga spot. Ketika angkanya positif, itu berarti trader long membayar kepada trader short. Ini menandakan dominasi sentimen bullish dan ekspektasi bahwa harga akan naik.
Selain itu, di pasar opsi, permintaan untuk call mengungguli put. Artinya, pelaku pasar lebih condong pada kemungkinan pemulihan jangka pendek ketimbang risiko koreksi lanjutan.

Bull & Bear BTC Saling Adu Kuat untuk Aksi Berikutnya
Meski harga BTC stagnan, minat berkelanjutan pada ETF BTC spot mengisyaratkan bahwa investor institusional melihat level harga saat ini sebagai peluang beli, bukan sinyal bahaya. Namun, apakah tren ini akan bertahan masih menjadi tanya. Terlebih, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah menambah lapisan risiko dan volatilitas baru ke lanskap pasar secara keseluruhan.
Pada waktu publikasi, BTC diperdagangkan seharga US$105.980. Jika bias bullish meningkat, harga koin ini bisa melonjak dan menembus ke kisaran US$107.745.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030

Namun sebaliknya, jika permintaan melemah dan kubu bear kian agresif, mereka bisa menyeret harga BTC turun ke level US$103.061.
Bagaimana pendapat Anda tentang arus masuk ETF Bitcoin yang deras serta prediksi harga BTC ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!