Harga saham MSTR terus melonjak, mengabaikan masalah hukum terhadap MicroStrategy (sekarang Strategy) setelah sebuah firma hukum di New York mengajukan gugatan terhadap perusahaan tersebut pada hari Rabu.
Gugatan ini menyoroti pengawasan yang lebih luas terhadap perusahaan publik yang mengadopsi model treasury yang berat pada aset kripto.
Saham MSTR MicroStrategy Menentang Tekanan dari Masalah Hukum
Harga saham MSTR diperdagangkan pada US$407 di pre-market pada hari Kamis, melanjutkan reli hari Rabu yang membuat saham ditutup 7,76% lebih tinggi pada US$402,28.
Kenaikan harga ini terjadi meskipun firma hukum New York, Pomerantz LLP, mengajukan gugatan class action yang menuduh perusahaan menyesatkan investor tentang risiko keuangan dari strategi Bitcoinnya.
Gugatan di Distrik Timur Virginia ini menuduh bahwa Strategy (sebelumnya MicroStrategy) melanggar undang-undang sekuritas federal.
Secara spesifik, perusahaan tersebut mengutip “pernyataan palsu dan menyesatkan” terkait profitabilitas operasi treasury yang berfokus pada Bitcoin.
Keluhan Pomerantz LLP mencakup investor yang membeli saham MSTR antara 30 April 2024 dan 4 April 2025. Investor memiliki waktu hingga 15 Juli untuk bergabung dalam gugatan ini.
“…berusaha untuk memulihkan kerugian yang disebabkan oleh pelanggaran Defendan terhadap undang-undang sekuritas federal dan untuk mengejar pemulihan di bawah Bagian 10(b) dan 20(a) dari Securities Exchange Act tahun 1934 dan Aturan 10b-5 yang dikeluarkan di bawahnya, terhadap Perusahaan dan beberapa pejabat puncaknya,” baca kutipan dalam siaran pers.
Sengketa hukum ini berpusat pada adopsi ASU 2023-08 oleh Strategy, sebuah aturan baru dari Financial Accounting Standards Board (FASB) yang mewajibkan akuntansi nilai wajar untuk aset kripto.
“Pada 1 Januari 2025, Perusahaan mengadopsi ASU 2023-08 yang mewajibkan kepemilikan bitcoin diukur ulang pada nilai wajar dengan keuntungan dan kerugian dari perubahan nilai wajar bitcoin diakui dalam pendapatan bersih (rugi) pada setiap periode pelaporan,” Strategy menyatakan dalam siaran pers terbaru.
Pembaruan ini menggantikan model biaya-kurang-penurunan nilai sebelumnya. Ini mengharuskan perusahaan untuk menandai kepemilikan kripto ke harga pasar, termasuk kerugian dan keuntungan yang belum direalisasi.
Semua yang Perlu Anda Ketahui Tentang Gugatan MicroStrategy
Pomerantz menuduh bahwa Strategy melebih-lebihkan manfaat dari standar akuntansi baru ini dan dilaporkan meremehkan risikonya, terutama selama pengungkapan keuangan Q1 2025.
Keluhan ini menyoroti kerugian yang belum direalisasi sebesar US$5,9 miliar pada aset digital akibat perubahan akuntansi, yang dilaporkan memicu penurunan 8% pada saham MSTR awal tahun ini.
“Para terdakwa secara konsisten memberikan penilaian optimistis tentang kinerja Strategy sebagai perusahaan treasury bitcoin setelah adopsi ASU 2023-08. Mereka melakukan ini, sebagian, dengan melaporkan dan memproyeksikan hasil BTC Yield, BTC Gain, dan BTC $ Gain yang positif, sambil mengabaikan kerugian besar yang dapat direalisasikan oleh Perusahaan,” baca pernyataan tersebut.
Meski ada masalah hukum, kepercayaan investor nampaknya tidak tergoyahkan. Kinerja pre-market hari Kamis mencerminkan optimisme pasar tentang strategi Bitcoin jangka panjang Strategy, yang dimulai pada tahun 2020 di bawah Ketua Eksekutif Michael Saylor.
Perusahaan kini memegang 597.325 BTC, menjadikannya pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia. Data di Google Finance menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, harga saham MSTR telah meroket lebih dari 3.300%.
Taruhan berani pada Bitcoin ini telah menginspirasi strategi serupa dari perusahaan publik lainnya, melihat mereka melampaui ETF (exchange-traded funds) dalam akumulasi Bitcoin untuk kuartal ketiga berturut-turut.
Dengan regulator memperketat aturan pengungkapan dan praktik akuntansi yang berubah, hasil dari kasus ini dapat membentuk pelaporan strategi kripto korporat di masa depan.
